Kejadian tersebut disadari oleh anak korban saat menghitung hasil
penjualan makanan di warung ibunya, menemukan pecahan uang RP 50.000 yang
berbeda dengan umumnya pecahan uang Rp 50.000 yang
asli. Pada uang palsu tersebut sangat jelas tercetak dengan print komputer dan warnanya pudar saat terkena air.
Ita (30) anak pemilik warung dikonfirmasi membenarkan kalau diwarung milik ibunya sudah tiga kali ini mendapati upal pecahan Rp50.000. Selain itu dirinya tidak mengetahui secara pasti. Sebab pembeli di warung makan ibunya ramai dan tidak meneliti tentang uang.
asli. Pada uang palsu tersebut sangat jelas tercetak dengan print komputer dan warnanya pudar saat terkena air.
Ita (30) anak pemilik warung dikonfirmasi membenarkan kalau diwarung milik ibunya sudah tiga kali ini mendapati upal pecahan Rp50.000. Selain itu dirinya tidak mengetahui secara pasti. Sebab pembeli di warung makan ibunya ramai dan tidak meneliti tentang uang.
Rudi Panca Widada, A.Md, Kepala Desa Dagangan, Kecamatan Dagangan,
Kabupaten Madiun, dikonfirmasi mengatakan kalau dirinya belum tau kalau
didesanya ada warung yang telah menjadi korban peredaran uang palsu.
" Saya malah belum tau
kalau ada warung di Desa saya menjadi korban peredaran uang palsu”, kata Rudi
Panca Widada, A.Md.
Masih menurut Kepala Desa Dagangan tersebut dirinya akan segera
mengadakan sosialisai agar masarakatnya lebih berhati-hati.(ing)