Kesemrawutan
ini terlihat jika pas jam aktifitas pasar di mulai sejak pagi hari. Sejumlah
pengunjung mengeluh lantaran minimnya petugas yang mengatur lalulintas di
kompleks pasar tersebut.
Banyaknya kendaraan
pengangkut barang yang memarkir kendaraannya di bahu kanan kiri jalan yang
terbilang sempit, belum lagi dengan area parkir yang mepet ke jalan raya di
tambah dengan dokar dan becak motor yang parkir sambil menunggu
penumpang, menambah keruwetan dan kumuh pasar.
Belum lagi
polusi yang di hasilkan dari dokar yaitu air seni kuda yang jatuh berceceran di
sana sini menimbulkan bau yang tidak sedap.
Ironisnya
pengunjung maupun pedagang di pasar tersebut cenderung acuh melihat
kondisi itu. Mereka mengaku terbiasa dengan bau tidak sedap di sekitar tempat
mereka berjualan. Apalagi kendaraan terparkir menyemut di tempat para pedagang
berjualan.
Keluhan juga
banyak di sampaikan pedagang pasar, namun tidak segera ada tanggapan dari pihak
pasar, untuk segera melakukan tindakan mengelola pasar Pagotan, setidaknya
tidak kumuh.
Sementara
kepala Pasar Pagotan Sugeng, saat di temui, tidak bisa berbuat apa-apa, karena
kewenangan atas kesemerawutan parkir angkutan di wilayahnya adalah tanggung
jawab dari DINAS LAJR. "Saya sering mengingatkan kepada petugas agar bisa
merapikan parkir kendaraan yang bongkar muat barang, namun tidak di gubris, terangnya.
Masih
menurutnya kondisi Pasar Pagotan sudah harus di renovasi Pemkab, mengingat
lahan yang sempit dan semakin banyaknya pedagang yang berjualan hingga di luar
area pasar.(in)