AENEWS9.COM MADIUN - Wilayah Lereng Gunung
Wilis berpotensi terjadinya bahaya rawan longsor, hal ini dapat di ketahui
dengan jelas adanya retakan tanah. Seperti yang terlihat di Desa Kepel,
Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, terlihat adanya retakan tanah di lahan milik
Sukini (45) warga Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, selebar 10-15
cm.
Terlebih
bencana longsor sulit untuk di prediksi, setelah adanya temuan retakan tanah di
Desa Kepel, baru-baru ini juga terjadi amblesnya tebing di Desa Bodag,
Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.
Beruntung
amblesnya tebing di Desa Bodag tidak berdampak pada kawasan pemukiman penduduk,
namun mengancam kawasan ladang pertanian yang menjadi matapencaharian
penduduk setempat.
Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun sebelumnya telah menetapkan waspada
bencana hanya sampai akhir Maret lalu, kenyataannya curah hujan yang cukup
tinggi, terutama pada malam hari menjadikan kawasan lereng wilis masuk
dalam siaga
bencana longsor.
Bencana
retakan tanah di Desa Kepel setidaknya mengancam satu rumah penduduk
dibawahnya.
Kepala BPBD
Kabupateen Madiun Edy Hariyanto, mengatakan, "Ternyata curah hujan masih
tinggi sampai sekarang, dan kami sudah sosialisasikan kepada warga
terdampak. Terutama saat di guyur hujan di malam hari, segeralah mengungsi
ketempat yang lebih aman."
Selain itu,
pihak BPBD telah memasang banner peringatan rawan longsor di dua tempat lokasi
terkait. Tujuannya agar warga berhati-hati dan bersiaga bila sewaktu-waktu
harus mengungsi.
"Kami juga
sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Desa setempat," paparnya.
Seperti dilansir
dari berbagai media, beberapa wilayah desa di Kecamatan Dagangan di wilayah
timur yang rawan longsor antara lain, Desa Mendak, Desa Tileng, Desa Padas,
Desa Segulung.
Sedangkan
desa di Kecamatan Kare sebelah timur, meliputi Desa Bodag, Kepel, Bolo, Cermo
dan desa-desa di wilayah Kecamatan dolopo sebelah timur, meliputi Desa Suluk,
Dader, Blimbing.
Dengan
adanya tanda-tanda yang telah terjadi, masyarakat di minta untuk lebih waspada,
agar kejadian di Desa Banaran Ponorogo dan Nganjuk dapat diantisipasi.(SR)