AENEWS9.COM MADIUN - Sebanyak enam siswa dari
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bani Ali Mursyad, Dusun Banaran, Desa Kerik, Kecamatan
Takeran, Kabupaten Magetan, hanyut terseret air bah.
Keenam siswa
yang hanyut terseret banjir bandang di Wana Wisata Sungai Grape, Desa Kresek, Kecamatan
Wungu, Kabupaten Madiun, saat mengikuti kegiatan Outbond sekolahannya, Senin
(10/3/2017) sekitar pukul 14.30 WIB.
Diperoleh
informasi, sebanyak 128 Siswa-siswi MTs Bani Ali Mursyad, Kecamatan Takeran
sedang mengikuti kegiatan Outbond yang di adakan oleh sekolahannya. Jumlah
siswa yang mengikuti outbond tersebut diantaranya 43 siswa laki-laki, 85 siswa
perempuan dengan di dampingi guru pendamping 10 orang (guru laki-laki 4 orang, guru
perempuan 6 orang) serta penanggung jawab kegiatan Muhammad Antoni Rosyid.
Dari
informasi yang diterima media, Muhammad Antoni Rosyid, yang juga penanggung
jawab kegiatan serta guru pendamping Outbond kelas VII dan kelas VIII MTs Bani
Mursyad, menceritakan kronologi peristiwa hanyutnya enam siswanya pada acara
tersebut.
"Kami
memang merencanakan kegiatan Outbond di Madiun, itu usulan dari siswa sendiri
yang meminta kegiatan Outbond di laksanakan di Monumen Kresek dan Wana Wisata Grape,"
jelasnya pada awak media di RSU Paru, Dungus, Kabupaten Madiun, Senin malam.
Setelah
siswa melaksanakan kegiatan Outbond di Monumen Kresek, seluruh peserta
melaksanakan ibadah Sholat Dhuhur berjamaah di masjid dekat lokasi Outbond dan
di lanjutkan acara kegiatan di Sungai Grape untuk berwisata dan makan siang, tutur
Antoni.
Sesampainya
di Sungai Grape, kata dia, seluruh siswa membayar uang masuk senilai
Rp2000/orang. Dan acara di lanjutkan untuk makan siang.
Saat itu
kami di peringatkan dari pihak pengelola Sungai Grape agar anak didiknya untuk
tidak turun ke sungai untuk bermain. Peringatan ini disampaikan mengingat cuaca
saat itu hujan turun lebat dan di daerah hulu / atas juga hujan.
Mendapat peringatan
dari pihak pengelola Grape, Antoni melarang siswanya untuk bermain di sungai, namun
saat itu sudah ada sekitar 20 anak didiknya termasuk beberapa siswi yang sudah
masuk ke dalam sungai.
"Jangan
main di sungai, cepat naik bahaya nanti, 7 anak mengindahkan peringatan saya, sedangkan
13 anak masih asyik bermain di sungai, mungkin tidak mendengar peringatan saya,"
jelasnya.
Tiba-tiba
terdengar gemuruh dari atas mengirim air bah menerjang ke lokasi dimana ke 13
anak yang masih bermain di sungai, tujuh anak berhasil berenang ke tepi
menyelamatkan diri sedangkan enam anak yang masih tersisa terlihat pasrah dan
berdiam diri.
Dugaan bahwa
ke enam anak tersebut tidak bisa berenang, melihat arus yang semakin deras dan siswanya
terhanyut, Antoni bersama 10 orang lainnya mencoba mengejar dan meyelamatkan
mereka. Namun arus yang kuat dan besar, menghanyutkan mereka.
"Saya
sudah mengejar dan mencoba menyelamatkan sampai bibir sungai bersama yang lainnya,"
kata dia sambil menangis.
Kapolsek
Wungu, AKP Nuryadi, mengatakan ada enam siswa yang di duga hanyut terseret arus
Sungai Grape di Desa Kresek, Senin siang.
Dia
menuturkan ada 128 siswa dari MTs Bani Ali Mursyad, Kecamatan Takeran yang
ikut kegiatan Outbond.
"Sebanyak
128 siswa yang terdiri dari 43 siswa laki-laki, 85 siswa perempuan, ada enam
anak yang terseret arus Sungai Grape," kata dia.
Keenam siswa
yang hanyut adalah: Ahsan Nurfuad (14) siswa kelas VIII,
Hasmi (14) kelas
VIII, Ma'arif sacaf (13) kelas VII, Adliyan (13) kelas VII, Ramadhani (14)
kelas VIII, Gandhi (13) kelas VII.
Hingga Senin
malam, baru dua anak yang di ketemukan, yaitu Ahsan Nurfuad dan Hasmi. Sampai
berita ini di turunkan upaya pencarian masih di lanjutkan.(nung/dr).