Langsa (aenews9.com) -- Sebuah video yang memperlihatkan peristiwa penyiksaan dan
pembunuhan dengan memenggal leher korban oleh sekelompok orang berpakaian ala
militer, dikirimkan via pesan WhatsApp ke beberapa warga oleh seorang oknum
walikota di Provinsi Aceh, Senin, 11 September 2017.
Peristiwa penyebaran video bernuansa sadisme
itu sontak menghebohkan publik di wilayah Langsa, Aceh, tempat domisili warga
yang dikirimi video tersebut oleh oknum walikotanya.
Salah satu warga yang mendapatkan kiriman video
bertendensi ancaman mati itu adalah anggota PPWI, berinisial BW.
Terkait dengan kasus tersebut, Ketua Umum PPWI
Nasional, Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, menyampaikan rasa prihatin yang
sangat mendalam dan meminta semua warga meningkatkan kewaspadaan terhadap
ancaman pembunuhan yang berkemungkinan didalangi oleh oknum penyebar video
sadis tersebut. Pasalnya, menurut lulusan PPRA-48 Lemhanas RI tahun 2012 itu,
sikap dan perilaku sadistis seperti yang ditunjukkan oknum walikota berinisial
UA itu terindikasi kuat sebagai gejala psikopat.
" Pola pikir, sikap, dan perilaku sadisme
biasanya diperlihatkan oleh orang-orang yang diduga mengidap psikopat, seperti
yang ditunjukkan oleh oknum Walikota Langsa itu. Jadi seluruh warga tanpa
kecuali harus senantiasa waspada terhadap yang bersangkutan," ujar Wilson
melalui pesan WhatsApp-nya kepada Redaksi KOPI.
Secara teori, lanjutnya, psikopat dipahami
sebagai _'sakit jiwa'_. " Tapi bukan gila yaa, beda. Psikopat adalah
penyakit kejiwaan yang diidap seseorang, namun pikirannya dalam kondisi sadar,
normal seperti orang kebanyakan. Dalam banyak kasus, penderita psikopat
memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Untuk lebih detilnya, para ahli
kesehatan jiwa yang perlu menjelaskan," ungkap Wilson yang pernah kuliah
di Inggris, Belanda, dan Swedia itu.
Salah satu ciri umum seorang psikopat adalah
gemar bersikap dan bertindak sadis tanpa merasa bersalah, bahkan merasa bahagia
ketika berhasil melakukan tindakan brutal, semisal menggorok leher korbannya.
" Seorang psikopat merasa tidak berbeda sama sekali ketika memotong leher
ayam dan menggorok leher manusia, sama saja rasanya, tiada rasa empati, tidak
merasa bersalah, bahkan sebaliknya merasa senang dan bahagia
melakukannya," imbuh pria kelahiran Sulawesi Tengah ini.
Dari video yang dikirimkan oleh oknum Walikota
UA ke anggota PPWI, BW, ditambah 2-3 potong percakapan antara sipengirim video
dengan BW, Wilson menduga kuat bahwa yang bersangkutan terindikasi mengidap
kelainan jiwa alias psikopat. Untuk itu, selain mengingatkan warga waspada, ia
juga mendesak agar aparat berwenang, termasuk tenaga kesehatan jiwa, memberikan
perhatian serius terhadap kasus ini dan mengambil langkah-langkah antisipatif
serta tindakan medis atau apapun yang diperlukan. " Jangan menunggu ada
korban digorok dulu baru sibuk melakukan penanganan. Yaa, semasih belum ada
korban jiwa, jika indikasi psikopatinya sudah cukup kuat, harus segera diambil
tindakan penanganan," jelas Wilson yang pernah mengajar di Fakultas
Psikologi Universitas Bina Nusantara Jakarta itu.
Sebagaimana ramai diberitakan bahwa Senin,
tanggal 11 September lalu, beberapa wartawan menerima kiriman via WA sebuah
video berisi penyiksaan, potong kaki dan tangan, dan kemudian disembelih
lehernya hingga putus, oleh sekelompok orang berpakaian hijau loreng. Video itu
dikirim dari nomor kontak pribadi yang mereka kenal sehari-hari sebagai
Walikota Langsa, Aceh. Wartawan media online beritanya.info
yang juga anggota PPWI Langsa mencoba mengkonfirmasi maksud pengiriman video
tersebut kepada oknum walikota. Kuat dugaan, pengiriman video itu terkait erat
dengan pemberitaan tentang sejumlah proyek yang terindikasi tidak beres, berbau
mark-up, kolusi, dan korupsi, di lingkungan Pemko Langsa.(HW/Red)