Luka dan Berdarah Tak Segera Mampet ? Hati-Hati Bisa Jadi Terkena Penyakit Ini - .

Breaking

Cari Berita

Sabtu, Desember 30, 2017

Luka dan Berdarah Tak Segera Mampet ? Hati-Hati Bisa Jadi Terkena Penyakit Ini

Madiun (aenews9.com) – Sejak dahulu penyakit yang satu ini sering tidak ditanggapi serius oleh masyarakat. Penyakit tersebut adalah Hemofilia, penyakit ini muncul karena tidak sempurnanya atau tidak lengkapnya faktor-faktor tertentu yang terkandung dalam sel darah yang diwariskan melalui DNA atau genetik yang dibawa oleh kromosom X, akibatnya proses pembekuan darah berjalan tidak normal dibanding dengan orang lain pada umumnya.

Hemofilia terbagi menjadi 3 jenis yakni, Hemofilia A, Hemofilia B dan Hemofilia C. Diantara ketiga jenis Hemofilia tersebut, Hemofilia A merupakan yang banyak diderita, hal ini disebabkan karena tubuh yang tidak cukup memiliki faktor protein VIII dalam trombosit yang berfungsi untuk proses pembekuan darah. Hemofilia sendiri bisa dikatakan penyakit keturunan yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya di saat anak tersebut dilahirkan dan rata-rata diderita oleh laki-laki.

Pendiri Paguyuban Hemofilia Madiun Raya, Dwi Hanafi mengatakan, pada umumnya penderita Hemofilia mengalami gangguan atau pendarahan yang terjadi di bawah lapisan kulit.

Tanda seseorang terkena Hemofilia diantaranya adalah terjadinya memar secara tiba-tiba, pembengkakan sendi, terdapat darah pada urine dan feses, pendarahan pada luka yang tak kunjung berhenti, terjadinya mimisan tanpa sebab, jelas Dwi Hanafi.

Paguyuban Hemofilia Madiun Raya:

Maka dari itu, Eyang Tiwi selaku Ketua Paguyuban Hemofili Madiun Raya menghimbau kepada masyarakat khususnya orang tua yang anggota keluarganya mengalami gejala seperti di atas untuk segera membawanya ke dokter atau rumah sakit serta bisa juga ke paguyubannya di Jalan Kemuning IV/18, Kelurahan Oro-oro ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur dengan nomor telepon 081235200327 / 081946526323.

Perlu diketahui, paguyuban ini berdiri berawal dari Dwi Hanafi (pendiri paguyuban-red) yang mana salah satu anaknya menderita penyakit Hemofilia, sehingga Dwi Hanafi menyadari bahwa penderita Hemofilia membutuhkan perhatian khusus disamping perhatian dari keluarga juga perhatian dari lingkungannya, mengingat penyakit ini tidak bisa disembuhkan.

Dwi Hanafi menuturkan, jika seseorang sudah dinyatakan positif terkena Hemofilia maka salah satu perawatannya adalah dengan memberikan suntik cairan khusus yang diberikan seminggu sekali dengan dosis disesuaikan berat badannya, jika tidak maka penderita bisa mengalami cacat bahkan bisa meninggal dunia. Sedangkan untuk biaya yang harus dikeluarkan tiap bulannya jika ditotal mencapai puluhan juta rupiah.

Paguyuban yang didirikannya sejak tahun 2009 tersebut sampai saat ini beranggotakan 34 orang se-karesidenan Madiun, mulai dari penderita usia balita hingga dewasa. (nyr/zam)