Madiun (Aenews9.com) - Nyekar adalah bentuk tradisi mengunjungi atau menziarahi kubur makam orangtua,saudara,atau leluhuryang rutin menjelang awal Ramadhan atau menjelang lebaran.Selain mendoakan keluarga mereka yang telah tiada, tradisi nyekar juga dimanfaatkan untuk merawat dan membersihkan makam.
Ratusan warga Desa Uteran,Kecamatan Geger,Kabupaten Madiun menggelar ritual ziarah kubur di permakaman umum desa setempat, Kamis (14/6/2018) sore.
Umat Islam di desa tersebut berbondong-bondong menuju permakaman untuk mengikuti tradisi nyekar itu. Mereka terlihat membawa bunga tabur untuk ditabur di makam para leluhur.
Setibanya di permakaman desa, warga kemudian duduk di sela-sela makam dan mendengarkan ceramah keagamaan dari seorang kyai Mereka secara bersama-sama juga melantunkan pujian dan zikir serta memanjatkan doa untuk leluhur dan anggota keluarga mereka yang telah
meninggal dunia.usia prosesi tersebut warga menabur bunga yang dibawa atau beli di sekitar makam.
Ramadhan (26) warga asli desa uteran yang berdomisili di luar daerah selalu berziarah ke makam orangtuanya setiap akhir bulan puasa menjelang lebaran," setiap puasa hari terakhir jelang lebaran,saya dan keluarga datang dari Magetan nyekar ke makam bapak"katanya kepada Aenews 9.com.
JuruKunci makam desa ini menegaskan dalam acara tahlil dan nyekar ini merupakan untuk mendoakan ahli kubur bukan meminta doa kepada ahli kubur sehingga tidak ada praktik yang mengarah pada kesyirikan pada kegiatan ini.terangnya pada Aenews9.com,Kamis 14/6/2018.
"Kegiatan ini sebenarnya bertujuan mempertebal keimanan dan mengingat jasa ahli kubur yang telah mendahului. "Ini merupakan salah satu wujud sebagai anak yang saleh-salehah dan berbakti kepada orang tua. Meski orang tua telah meninggal dunia, mereka tetap mendoakan," ujarnya
Banyaknya warga yang datang untuk berziarah, membuat kunjungan ke tempat pemakaman umum meningkat dua kali lipat hal ini juga dimanfaatkan warga sekitar untuk meraih untung dengan berjualan bunga tabur.(ZAM)