Watu Karung Pacitan: Keindahan Senja Dengan Sejuta Rasa
AENews9.com - Pacitan - Kamis (6/2/2020) saat matahari tenggelam terlihat pemandangan menakjubkan ciptaan Sang Pencipta. Maha Kuasa Maha Agung serta Maha Segalanya, manusia tampak kecil dengan berbagai keindahan yang telah Tuhan Yang Maha Kuasa untuk manusia. Karang terjal di tengah semakin memperindah panorama alam saat senja di Pantai Watu karung. Mulai pukul 4 sore hari air laut mulai surut, sehingga pengunjung bisa berjalan kaki ke arah Karang Kokoh di tengah Pantai Watu Karung Pacitan.
Pada sore biasanya menjadi favorite bagi pemburu senja khususnya generasi milineal. Mendung tipis semakin menambah eksotika senja. Jika ingin berburu senja kami sarankan kepada pengunjung khususnya dari luar kota datangnya agak sore, kemudia menginap di home stay disekitar Pantai Watu Karung Pacitan. Pantai juga tersedia makanan khas yang harganya terjangkau pengunjung dari luar kota. Untuk penginapan berkisar 150.000 an ribu sampai ada yang juta-an. Pengunjung dari luar kota kami sarankan untuk menanyakan terlebih dahulu penginapan, maupun makanan di Pantai Watu Karung harganya sehingga harganya bisa terukur.
Pengunjung yang menginap besuk paginya juga bisa menikmati keindahan fajar pagi hari yang tidak kalah menariknya. Umumnya waktu yang paling baik sore hari menuju Pantai Watu Karung sehabis Magrib bisa langsung kembali ke rumah. Untuk pengunjung luar kota yang menggunakan mobil hati-hati disebabkan jalannya masih sempit dan medannya turun naik dan agak berliku. Namun bagi yang berjiwa petualangan merupakan tempat yang menarik. Untuk tiket masuk 5.000 ribu rupiah namun bagi yang membawa kendaraan mobil dan motor di pantai masih dikenakan biaya parkir yang dikelola oleh warga masyarakat Watu Karung.
Pantai Watu Karung menyatu dengan pemukiman warga masyarakat. Sehingga rumah warga sangat dekat dengan Pantai. Bahkan ada yang sufdah dikelola oleh swasta. Hal ini disebabkan kepemilikan bibir pantai di Watu Karung sudah hak milik warga masyarakat Watu Karung yang sebagian besar menggantungkan pada uasaha perikanan laut dengan menjadi nelayan. Semoga informasi ini bisa menjadi panduan bagi saudara luar kota yang mengunjungi Watu Karung. (Agoes Hendriyanto)