AENEWS9.COM|| Pacitan - Musim hujan disambut dengan gembira disebabkan petani sawah tadah hujan bisa segera mulai tanam padi Gogo. Namun seiring datangnya musim penghujan, produksi gula Merah (gula Jawa) di wilayah Dusun Ngelo, Desa Gembuk mengalami penurunan. Hal ini akan berpengaruh pada penghasilan petani Gula Jawa.
Penyebab utama sangat berhubungan dengan penderes Nira yang mengambil air Nira dari pohon kelapa terhambat oleh curah hujan yang semakin tinggi. Hal ini disebabkan untuk mengambil air Nira dari pohon kelapa harus dipanjat. Kondisi batang pohon kelapa yang licin yang menyebabkan penderes Nira tidak berani untuk memanjat batang pohon kelapa disebabkan licin untuk mengambilnya.
Penghujan dalam satu minggu terakhir ini, Supatmi (47), Kamis (04/11/2021) salah seorang perajin gula jawa di Dusun Ngelo, Desa Gembuk, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jatim, mengakui, penurunan produksi gula Jawa ini hingga 50 persen dari produksi normal.
“Biasanya, saya bisa memproduksi 4-5 kilogram gula Jawa. Namun selama musim hujan ini saya hanya mampu memproduksi gula jawa 2 kilogram per hari,”tegasnya.
Ia menjelaskan, proses pembuatan gula jawa ini sangat bergantung dengan cuaca yang bagus sejak saat pengambilan nira dari pohon kelapa hingga proses pengerasan. Sebab setelah diambil dari pohon kelapa, nira segar selanjutnya dimasak selama kurang lebih lima jam dengan menggunakan kayu bakar.
Hal ini dialami oleh Meseno (55), penderes Nira Kelapa di Dusun Ngelo, Desa Gembuk. Pada saat hujan turun proses pengambilan Nira dari pohon kelapa terhambat.
Ia juga mengakui, saat ini hampir setiap sore ketika akan mengambil nira kelapa turun hujan. “Ya, kalau hujun saya terpaksa tidak mengambilnya. Karena pohon kelapa sangat lincin ketika hujan turun,” ujarnya.
Dalam kondisi saat ini perajin yang terganggu produksinya, maka pasar akan kekurangan stok gula Jawa. Sehingga tiap musim penghujan bisa dipastikan harga Gula Jawa akan naik. Kondisi ini sangat menguntungkan para pedagang, karena mereka bisa mengendalikan harga di tengah terbatasnya stok Gula Jawa tersebut.
Sementara mereka maunya mengambil dari perajin atau UKM dengan harga normal, dengan alasan gula yang diproduksi saat musim penghujan kualitasnya mengalami penurunan. Para pengrajin Gula Jawa tidak punya alasan lagi untuk menolak. Yang penting Gula Jawa produksinya bisa laku,” katanya.
Menurut informasi yang kami dapat di pasaran, saat ini Gula Merah berada di angka Rp. 11.000 per kilogram. Yang sebelumnya mencapai harga Rp.12.000 per kilogram.
Mestini perajin Gula Jawa lainnya di Dusun Ngelo, Desa Gembuk mengatakan harga gula saat ini dikisaran Rp. 11.000 hingga Rp. 11.500 per kilogram. Kualitas Gula Jawa pada musim penghujan tidak sebagus jika dibandingkan dengan musim tidak hujan. Kualitas yang rendah dengan pengambilan Nira di pohon kelapa yang sangat sulit merupakan salah satu suka duka dari pengrajin gula Jawa di Desa Gembuk, Pacitan.
“Kemarin saya jual masih Rp. 11.500, namun hari ini turun lagi. Tadi saya jual cuma Rp. 11.000 per kilogram, itupun kalau gulanya bagus. Kalau lagi tidak jadi (rusak) Rp. 10.000 saja tidak sampai, “ujarnya. (Agus Dwi Prayitno/PBSI-STKIP PGRI-Pacitan)