AENEWS9.COM||INDRAMAYU – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menunjukkan dengan baik bagaimana pariwisata di desa-desa wisata membuat desa berkembang dan maju. Untuk itu, Kemendes PDTT akan terus mendukung upaya-upaya pemajuan desa-desa wisata di seluruh Indonesia.
”Dampak baik dari desa wisata adalah kemajuan desa. Hal itu tampak pada peningkatan pendapatan asli desa (PADes), desa menjadi terkenal, pengalaman baru bagi warga masyarakat dan generasi muda, dan sejumlah dampak kemajuan lain,” ungkap pria yang karib dengan sebutan Gus Halim ini saat mengunjungi Pantai Plentong, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (9/12/2021). Pantai Plentong merupakan salah satu kawasan wisata yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ujunggebang, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu.
Dampak yang baik bagi kemajuan desa membuat Gus Halim sangat mendukung pengembangan desa wisata. "Dampak yang baik inilah yang dibutuhkan untuk percepatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Karena itu, saya mengajak agar desa wisata terus dikembangkan," katanya.
Gus Halim mencontohkan Desa Wisata Ujunggebang sebagai salah satu praktik terbaik (best practice) dari pengembangan dan pembangunan desa di Indonesia. "Desa wisata pantai ini dulunya tempat sampah yang saat ini sudah bagus dan bersih. Para pemuda-pemuda di desa ini begitu kompak karena mereka bergerak untuk membersihkan selama lima bulan untuk ngurusin sampah ini, hingga menjadi desa wisata," tuturnya.
Sebelum ke Pantai Plentong Gus Halim berziarah ke makam pionir pembangunan transmigrasi di Desa Sukra, Kecamatan Sukra, Indramayu. Kunjungan merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Bakti Transmigrasi (HBT) Ke-71 yang jatuh pada Minggu, 12 Desember 2021. Turut hadir dalam ziarah ini Bupati Indramayu Nina Agustina, Sekjen Kemendes PDTT Taufik Madjid, Dirjen Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PPKTrans) Aisyah Gamawati, Dirjen Pembangunan Desa dan Pedesaan (PDP) Sugito, Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) Eko Sri Haryanto, Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa (PEID) Harlina Sulistyorini, Kepala BPSDM itu Luthfiyah Nurlaela, dan Inspektur Jenderal Ekamawati, serta pejabat lain dari Kemendes PDTT maupun dari Pemerintah Kabupaten Indramayu.
Kegiatan ziarah ke makam pionir pembangunan transmigrasi adalah agenda rutin tahunan untuk mengenang peristiwa kecelakaan salah satu rombongan bus transmigran asal Kabupaten Boyolali menuju UPT Rumbiya, Sumatera Selatan, yang terjadi pada 11 Maret 1974 dini hari di Desa Sukra.
Peristiwa nahas ini mengakibatkan meninggalnya 67 korban pada fase awal program transmigrasi yang dijalankan oleh pemerintah sebagai langkah untuk penyebaran pembangunan di Indonesia. "Setiap tahun dalam rangka peringatan HBT kita agendakan mengadakan tabur bunga dan bertemu keluarga para pionir transmigran yang gugur," ujar Gus Halim seusai berziarah.
Menurut Gus Halim, agenda tahunan dalam rangkaian peringatan HBT ini merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan serta doa kepada para pionir yang gugur. "Makam ini sebagai tanda perjuangan pionir pembangunan transmigrasi di Indonesia. Saya berharap kepada para transmigran di seluruh Indonesia agar dapat mengembangkan potensi dan sukses di tempat transmigrasi," ucapnya.
*Foto: Mugi/Humas Kemendes PDTT
*Teks: Rusli/Humas Kemendes PDTT