AENEWS9.COM || Ponorogo- Tepat 279 tahun lalu adalah sejarah yang menjadi simbol ”kemenangan” dalam strategi perang Sinuhun PB II yaitu seperti cara makan bubur, yang dikenal dengan Bubur Menang. Kemenangan Sinuhun PB II itu diperingati para anggota Pakasa Gebang Tinatar, dalam sebuah sarasehan dan doa bersama secara sederhana, Selasa malam mulai pukul 20.00 hingga pukul 22.00 WIB.
Sementara itu dalam sambutannya Bupati Ponorogo Kang Giri menyampaikan , “Saya bersyukur bisa hadir mengikuti pengetan sejarah Bubur Menang yg mana ini menjadi benang merah antara Ponorogo dan Keraton Surakarta Hadiningrat dan sampai saat ini masih ada hubungan yang elok dan indah. Pakasa Gebang Tinatar selaku penggagas acara ini saya berikan apresiasi yang luar biasa.”
“Dari Bubur Menang ini bisa kita ambil filosofi tentang strategi perang pada saat itu, dan saat ini tentu bisa kita gunakan untuk strategi membangun daerah, bahwa makan bubur panas harus dari pinggir memutar sebelum bertemu dengan gula yg manis ditengah, saya pun demikian saya mulai membangun daerah dengan memperhatikan daerah pinggir-pinggir walaupun ditengah kota juga harus kami suguhkan suguhan yang manis. Inilah yang dapat saya ambil daerah sejarah luar biasa,” ujar Kang Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo.
Ketua Panitian menjelaskan, “peringatan yang sederhana bertempat di Masjib Umar bin Khotob Desa Bandar Alim tersebut dihadiri warga para anggota Pakasa Gebang Tinatar dari berbagai desa dan kecamatan di Ponorogo, hadir pula memenuhi undangan warganya Bupati Ponorogo H.Sugiri Sancoko, SE, MM atau yang akrab disapa Kang Giri. Turut hadir mendampingi Kang Giri, H.Amin, SH Bupati Ponorogo 2010-2015, Camat Badegan, KRA H MN Gendut Wreksodiningrat selaku Pangarso Pakasa Gebang Tinatar, para Kepala Desa se Kecamatan Badegan, juga para pinisepuh Ponorogo.”
Kang Giri selanjutnya memberikan Piagam dari Lembaga Dewan Adat Karaton Surakarta kepada grup-grup Reog yang ikut memeriahkan acara 90 Tahun Pakasa.
Acara masih berlanjut dengan Doa bersama dan lantunan Kidung Mocopat dan diakhiri pembacaan sejarah Bubur Menang oleh Pangarso Pakasa Gebang Tinatar dan pembagian Bubur yang disantap bersama-sama. (*)