buah kelengkeng jenis New Cristal yang ditanam Ariyanto |
Berbekal belajar dan ketekunan, Ariyanto mengembangkan pertanian kelengkeng setelah gagal menjadi petani padi.Di halaman belakang rumahnya yang seluas 3800 meter persegi Arianto mengembangkan kelengkeng varietas new kristal, Kinglong, Puangray dll.
Aryanto petani Kelengkeng dari desa Carangrejo Sampung Ponorogo |
"Sejak tahun 2017 saya berkebun mengembangkan kelengkeng varietas New Kristal di kebun belakang rumah dan di beberapa lokasi disekitar rumah,Varietas ini sangat cocok dikembangkan di desa saya,” ungkapnya.
kebun kelengkeng milik Ariyanto dan bibit buah kelengkeng yang siap di jual |
Ariyanto melanjutkan bahwa dirinya masih punya mimpi mengembangkan kelengkeng lebih luas lagi yang bisa terintegrasi dengan perikanan dan peternakan
“Saya masih punya mimpi untuk mengembangkan kelengkeng lebih luas lagi yang bisa terintegrasi dengan pertanian dan peternakan sehingga Desa Carangrejo,khususnya dusun Plebon nanti dikenal sebagai destinasi agrowisata kelengkeng dan memenuhi kebutuhan kelengkeng dalam negeri," ungkap Ariyanto.
Bagi dirinya terjun di dunia pertanian merupakan hal yang menarik, termasuk untuk generasi muda lainnya. Apalagi di tengah kondisi lapangan pekerjaan kian terbatas sehingga pengangguran meningkat. Karena itu menurut nya, agribisnis menjadi solusi yang baik mengatasi hal tersebut.
" Banyak anak muda jaman sekarang lebih tertarik bekerja di kantor, kerja di ruang yang sejuk, untuk terjun kedunia pertanian sangat minim. Maka saya ajak anak muda yang lain jangan takut bertani, kesempatannya masih terbuka lebar,” ujarnya.
Ariyanto membudidayakan kelengkeng dengan menanam lebih kurang100 pohon. Satu pohon mampu menghasilkan 60– 80 kg buah kelengkeng. Ia menjual Rp 50 ribu perkilo sehingga satu pohon bisa meraup untung Rp 5 juta.
Ia juga menjual kelengkeng kepada pengunjung yang langsung datang ke kebun kelengkeng.
“Orang suka datang ke sini untuk beli dengan cara memetik langsung dari pohonnya,” ujarnya.
Dirinya melakukan usaha budidaya kelengkeng dengan bekerja sama dengan pihak lain.
“Banyak toko buah yang ingin bermitra tapi saya belum bisa terima karena saya juga masih sering kekurangan stok,” katanya.
Saat ini, Ariyanto bersama saudaranya serta beberapa petani binaan mulai mengembangkan budidaya kelengkeng di beberapa desa.
Selain itu, ia juga menjual bibit kelengkeg hasil okulasi dan cangkok. Satu bibit dibandrol Rp 65-100 ribu. Bibit yang digunakan yaitu varietas New Crystal.
Ariyanto juga terbuka untuk berbagi ilmu kepada pelanggan yang membeli bibit kelengkeng darinya.
“Jika mereka mengadu ada masalah jika sempat saya akan datangi lokasi tanamnya,” ungkapnya.
Ia berharap bisa terus maju membudidayakan kelengkeng.
*Info Pemesanan Bibit Klèngkèng bisa hubungi : Ariyanto ( 0822-3484-9908 ) Reporter: Zain Mursid