Jurnalisme Dihadapkan Perubahan Budaya Media Lama ke Media Online - .

Breaking

Cari Berita

Rabu, Mei 11, 2022

Jurnalisme Dihadapkan Perubahan Budaya Media Lama ke Media Online

gambar google

Jurnalisme Dihadapkan Perubahan Budaya Media Lama ke Media Online


Oleh: Agoes Hendriyanto  (*)


Post Truth dari kata truthiness yang mempunyai arti yang hampir serapa yaitu informasi yang dianggap atau dirasakan sebagai sesuatu yang mendekati kebenaran.  Sedangkan penambahan dari kata post bukan dimaknai oleh dimensi waktu, melainkan bentuk pengikisan makna ortodoks atau kemurnian kata yang dimaksud (wikepedia.org).


Seorang jurnalis sekarang ini dihadapkan pada dua dimensi yang berbeda.  Perubahan dari budaya media lama ke budaya media baru.  Budaya media lama yang tersentralistik.  Jurnalis yang mencari berita tugasnya hanya mencari berita. Fotographi juga hanyamencari  foto peristiwa. Editor hanya mengedit. Berita terkontrol  oleh pemilik. 


Hal ini sangat berbeda dengan budaya media baru dengan internet sebagai saluran yang dipergunakan.  Hal ini akan merubah budaya jurnalis yang harus jadi pemilik sendiri, editor sendiri, mencari berita sendiri, dan sekaligus mencari foto dan video setiap kegiatan.  Oleh sebab itu kerja jurnalis media online harus multi talenta disebabkan pekerjaan yang semestinya pada media lama dikerjakan oleh beberapa orang sekarang cukup satu orang. 


Kerja cepat harus dihadapkan pada persoalan Sumber Daya Manusia.  Sanggupkah mereka menjalaninya ?  Verifikasi setiap berita yang disajikan ? Walaupun ada proses refisi setelah dipublish namun tidak menampik kemungkinan banyaknya berita seperti banjir informasi.  Kebenarannya pada posisi benar dan salah.  Siapa yang salah ????


Kemudian pertanyaannya, Apakah nereka sudah siap ? Apakah mereka mendapatkan imbalan yang sudah layak ? Darimana mereka  dapat kesejahteraan ?


Coba saudara perhatikan.  Kerja jurnalis itu tidaklah mudah sebagai pilar demokrasi dan harus selalu menjunjung kode etik jurnalis ?  Sembilan elemen jurnalisme Bill Kovach, menjunjung nilai kebenaran, verifikasi terhadap isi berita, independen terhadap narasumber, kontrol kekuasaan, menyediakan ruang publik, menyajikan berita yang menarik dan relevan, serta berita yang komprehensif serta proporsional.   Sanggupkah ?


Kerjaan seorang jurnalis yang setiap hari mencari sebuah berita untuk memenuhi hak masyarakat mendapatkan informasi yang kredibel dan valid dihadapkan pada masalah banyaknya berita hoax, fitnah.


Jika kita memilih profesi pertimbangkan jika pilih profesi seorang jurnalis.  Disebabkan seorang jurnalis harus mampu untuk jaga independensi; profesionalisme; harus melindungi identitas narasumber dan korban kekerasan seksual;  tidak menerima suap; bertangungjawab terhadap isi berita;  berhak menolak jika ada yang menginnginkan identitas narasumber; tidak memberitakan dikriminasi.


Oleh sebab itu jurnalis harus mandirim jurnalis harus berdikari dengan usaha papapun yang ditekuninya untuk menopang kehidupan rumah tangganya.  Kompetensi pengetahuan, etik, hukum harus selalu ditingkatkan guna membuat sebuah berita yang memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.


Jangan memburu berita sampai urusan hewan melahirkan diliput namun  lupa urusan di rumah tidak pernah selesai. Oleh sebab itu jadilah profesi wartawan di era Post Truth ini sebagai profesi yang mulia namun tanpa mengorbankan kehidupan.  Penuhi dulu kesejahteraan dengan wirausaha yang penting halal. 


Realitas dunia yang begitu indah dengan gunung, hutan, sungai, aneka ragam budaya bangsa menjadi inspirasi tulisan untuk membuat berita yang inspiratif. Berikan berita yang inspiratif dalam rangka untuk mencerdaskan masyarakat guna untuk menjawab tantangan yang semakin berat.


Karena keadaan sudah berbeda kita dihadapkan pada kehidupan yang serba cepat serba mudah dengan internet manfaatkan untuk kegiatan yang positif meningkatkan kesejahteraan kita sebagai seorang jurnalis.  Sukses selalu untuk kita semua.

(*) Mahasiswa S3 Kajian Budaya UNS