KLIK AENEWS.COM | Madiun - " Pak tua sudahlah, engkau sudah terlihat lelah ooyaa, pak tua
kami mampu untuk bekerja ...pak tua sudahlah...." Sepenggal syair dari
grup band Elpamas kembali terngiang.
Mbah
Sulaiman(78) pelan tapi pasti mengayuh sepeda tuanya yang sehari-hari
menemaninya dalam mencari rizki. Kakinya akan berhenti mengayuh ketika ada
warga yang menjadi pelanggannya atau yang membutuhkan jasanya. Kebanyakan
pelanggannya adalah ibu-ibu rumah tangga yang membutuhkan jasanya, menambal
peralatan masak. Seperti Dandang, Panci dan lain sebagainya.
Berbekal
peralatan yang sederhana, Mbah Sulaiman segera mengerjakan tugasnya sebagai
Tukang Patri barang-barang dapur berbahan logam. Dengan cekatan pria tua ini
menggunting lembaran alumunium yang sudah di ukur menurut ukuran Panci yang di
tambalnya. Pria kelahiran tahun 1939 ini berprofesi sebagai Tukang Patri
keliling sejak 15 tahun silam. Sejak tahun 2001 Mbah Sulaiman menekuni profesi
sebagai tukang mematri keliling.
Sebelum
menjadi Tukang Patri keliling dia pernah berprofesi sebagai Sopir Angkutan, namun
karena kesehatan yang kurang memadai ia berhenti menjadi sopir dan memutuskan
menjadi Tukang Patri. Karena hanya itu yang bisa dia lakukan mengingat
kesehatannya.
Bertahun
-tahun Mbah Sulaiman menekuni profesi tersebut, Ia tetap tegar menjalani
profesinya. Raut wajahnya tidak menunjukkan kelelahan, padahal Ia telah berkeliling
mengayuh sepedanya keluar masuk kampung untuk mencari seorang yang menggunakan
jasanya.
Selain di
wilayah Kecamatan Geger, Mbah Sulaiman pun sering mengayuh sepedanya hingga
Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun. Setiap hari Ia berangkat dari rumahnya
pukul 7 pagi hingga pulang sore hari.
Kaki Mbah Sulaiman
memang tak sekuat masa mudanya. Di usianya yang sudah tua, Ia hanya berkeliling
mencari pelanggan sekuat kakinya dalam mengayuh sepeda. Dia mengaku kalau kaki
dan pinggangnya sering sakit kalau terlalu jauh mencari pelanggan.
Kepada media ini Mbah Sulaiman menuturkan, "Kulo nglakoni pendamelan meniko, kagem
penghidupan sak bendinten Mas," ( saya melakakuan ini buat pekerjaan ,buat makan sehari- hari) ujarnya dalam bahasa Jawa.
Dirinya menceritakan bahwa pernah menjadi supir angkutan, karena kesehatan yang terus terganggu akhirnya dirinya memutuskan menjadi tukang patri keliling sudah hampir 15 tahun dirinya menjalani profesi sebagai tukang patri keliling .
Hari itu
Mbah Sulaiman sudah menyelesaikan perbaikan alat masak milik pelanggannya. Jasa
penambalan sebuah Panci, di banderol harga sekitar Rp15.000, cara mematrinya
pun juga masih menggunakan alat sederhana dan dengan cara di bakar yang
membutuhkan keahlian dalam pengerjaannya.
Mbah Sulaiman mengakui, memang pengguna jasa Tukang
Patri kini semakin berkurang, karena saat ini banyak ibu-ibu rumah tangga yang
peralatan dapurnya berbahan Teflon."Jadi bukan hanya Panci lagi yang bocor
bisa di tambal." terangnya.(Hlmy)