OLEH : ZAINAL ARIFIN |
AENEWS9.COM - Fenomena jilbab di kalangan wanita Muslim adalah hal yang sudah
berlangsung cukup lama. Begitu banyak kajian yang telah dilakukan
berkaitan dengan hal ini. Dan sudah barang tentu terdapat dua kubu yang
saling bertentangan seperti umumnya yang sering terjadi dalam menyikapi
sebuah fenomena. Satu kubu yang pro menganggap jilbab sebagai
suatu kewajiban bagi seorang Muslimah seperti yang telah diperintahkan
Allah Subhanahu Wata’ala di dalam Al-Qur’an. Di sisi lain, kelompok
kontra menganggap jilbab sebagai bagian dari trend atau fashion semata. Bahkan, ada juga yang beranggapan jilbab dapat mengurangi profesionalitas seorang wanita dalam kariernya.
Budaya jilbab terus berupaya meng-counter perkembangan zaman
yang telah banyak mempengaruhi perubahan – perubahan mendasar pada diri
manusia, salah satu contoh yang mudah diamati adalah cara berbusana
terutama pada kaum hawa. Sungguh memprihatinkan perubahan style
busana pada wanita akhir – akhir ini, dimana busana bukan untuk menutup
tubuh indahnya melainkan semakin mempertontonkan aurat yang harusnya
terjaga. Hal ini juga yang mempengaruhi peningkatan tindak kriminal pada
wanita sebagaimana berita yang sering kita lihat dan dengar di media
masa. Maraknya perselingkuhan / gonta – ganti pasangan, pemerkosaan
dibawah umur, aksi mesum remaja hingga oknum pejabat menjadi berita yang
tiada putusnya sampai detik ini.
Dalam Islam, Allah Subhanahu Wata’ala telah mengatur busana kaum hawa
melalui beberapa firman-Nya di dalam Al Qur’an, hal ini tentu mempunyai
tujuan dan manfaat yang besar bagi kaum perempuan itu sendiri, bagi
kaum pria di sekelilingnya dan tentunya bagi perkembangan generasi suatu
bangsa. Karenanya, alangkah baik dan indahhya bila kesadaran diri
memakai jilbab tersebut lahir tanpa paksaan atau instruksi dari pihak
manapun, karena para wanita dengan sendirinya benar-benar mengerti
alasan yang hakiki mengapa dirinya harus memakai jilbab. Berjilbab bukan
hanya karena ingin mengikuti trend yang sedang laris
digandrungi atau pengaruh teman atau karena adanya kebijakan dari
atasan.
Namun, mereka berjilbab karena tuntunan Islam yang senantiasa
menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Demikian banyaknya ayat-ayat Allah yang memerintahkan kaum wanita
untuk berbusana menutupi auratnya, semua bertujuan demi menjaga dan
melindungi wanita dari kenistaan sebagaimana yang terjadi di era liberal
seperti sekarang ini. Selain itu, aturan berjilbab merupakan bukti
bahwa Islam sangat melarang adanya eksploitasi keindahan tubuh yang
telah Allah anugerahkan pada diri setiap wanita. Berikut beberapa
ayat-ayat Allah yang mengharuskan seorang wanita untuk berjilbab.
Ayat Pertama:
يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.” (QS. An Nur: 31).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa pada diri setiap wanita adalah
perhiasan yang tidak boleh diumbar kecuali kepada mahramnya. Menurut
Ibnu Mas’ud tentang perhiasan yang (biasa) nampak dari wanita: “(yaitu)
pakaian” (Riwayat Ibnu Jarir). Artinya, yang boleh nampak dari wanita
hanyalah pakaian, karena memang itu tidak mungkin disembunyikan.
Perintah ini nampak bertolak belakang dengan modernisasi zaman yang
justru mengeksploitasi segala yang ada pada seorang wanita. Saat ini,
wanita menjadi objek bisnis yang menggiurkan karena keindahan tubuhnya.
Mulai dari model yang dijual keindahan lekuk tubuhnya, sampai pada
tingkat pemuas nafsu pria hidung belang yang bergentayangan bagaikan
buaya kelaparan.
Padahal semestinya keindahan tubuh seorang wanita hanya boleh
dinikmati oleh suaminya yang telah sah menjadi imam dalam hidup di dunia
ini.
Pertanyaannya, mengapa banyak wanita yang gemar memamerkan perhiasan
tubuhnya kepada orang lain meskipun dirinya telah bersuami? Tidakkah
dirinya takut dengan azab Illahi yang banyak menimpa kaum hawa?
Ayat selanjutnya;
…وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ…
“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada (dan leher) mereka.” (QS. An Nur: 31)
Berdasarkan ayat ini wanita wajib menutupi dada dan lehernya karena
merupakan aurat seorang wanita. Allah sungguh lebih tahu umatnya.
Bukankah telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa perilaku pelecehan
seksual pada wanita sering dipicu oleh “pertunjukan” dada oleh wanita –
wanita pengumbar aurat.
Ayat yang lain;
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء
الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى
أَن
يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke tubuh mereka.”
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59).
Inilah perintah yang menjadi identitas seorang Muslimah untuk selalu mengenakan jilbab di manapun dirinya berada.
Sebagaimana diriwayatkan bahwa Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berkata: “Allah memerintahkan kepada istri-istri kaum mukminin, jika mereka keluar rumah karena suatu keperluan, hendaklah mereka menutupi wajah mereka dengan jilbab (pakaian semacam mukena) dari kepala mereka. Mereka dapat menampakkan satu mata saja.”
Dari ayat-ayat perintah berjilbab tersebut, tersirat sebuah tujuan
mulia yakni menjaga martabat seorang wanita dari laki-laki asing (bukan
mahramnya). Wanita yang baik akan menggunakan jilbab untuk menjaga hijab
ketika bersosialisai dengan siapapun dan di manapun, kecuali kepada
kerabat keluarganya. Dengan menjaga hijab, kehidupan seorang wanita akan
jauh dari fitnah terlebih-lebih gosip di jaman seperti ini.
Dan masih banyak ayat-ayat Allah maupun hadits Rasulullah yang
mengharuskan jilbab bagi seorang Muslimah jika dirinya ingin benar-benar
mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya.
Jilbab menjadi simbol bagi wanita yang terjaga, maka tidak dibenarkan
bagi mereka yang berjilbab sementara perilakunya tidak terjaga dari
perbuatan zina. Jilbab juga merupakan pelindung seorang wanita baik di
dunia maupun di akhirat kelak, maka segeralah kaum hawa di atas bumi
Allah ini mengenakan jilbab agar dirinya selamat.
Sungguh mulia para wanita yang hingga detik ini masih dengan bangga
menutup aurat dengan cara berjilbab dan tetap istiqomah memakainya dalam
keadaan apapun. Inilah bentuk perhatian Allah dengan menjaga para
wanita penjaga hijab yang insya Allah akan selalu ditinggikan harkat dan
martabatnya baik selama hidup di dunia maupun kelak di akhirat. Semoga
kita semua adalah orang – orang yang beruntung karena termasuk dalam
umat yang ikut memperjuangkan penegakan Risalah Islam, Amin ya robbal ‘alamin.*/Penulis pengasuh Pondok Pesantren Hidayatullah Batam