Jakarta (aenews9.com) - Anissa Taouil, seorang Profesor dari Universitas Hassan
II Casablanca, Maroko, merupakan seorang penyair yang menulis puisi
dalam lima
bahasa, yakni Bahasa Arab, Inggris, Perancis, Spanyol, dan Indonesia.
Anissa,
demikian ia akrab disapa, adalah orang Maroko pertama yang menulis
puisinya
langsung dalam Bahasa Indonesia. Dirinya menjelaskan bahwa ia telah
menjalin
kerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Rabat dalam
berbagai bidang, dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan KBRI Rabat.
“Saya menjalin kerjasama yang amat baik dengan
KBRI Rabat dalam berbagai bidang, seperti berpartisipasi dalam setiap kegiatan
kebudayaan dan pendidikan, memberikan seminar dan konferensi untuk staf KBRI
serta mahasiswa Indonesia di Maroko,” urai Anissa kepada wartawan beberapa
waktu lalu di Jakarta.
Selain menjadi narasumber pada konferensi
bertema “Arsitektur Islam” bagi para staf KBRI Rabat, Anissa juga aktif
memberikan pelatihan tehnik kreatif membuat puisi bagi mahasiswa Indonesia yang
sedang belajar di Maroko.
Sejak bulan Maret hingga April lalu, Profesor
Anissa mengunjungi Indonesia dengan jadwal kegiatan yang cukup padat. Di Jambi misalnya,
ia memberikan kuliah umum mengenai “Kerjasama Bilateral Indonesia – Maroko” di
Universitas Batanghari (UNBARI). Selain itu, dirinya juga sempat memberikan pelatihan
bahasa Perancis dan Inggris bagi para dosen dan mahasiswa, serta berpartisipasi
dalam Konferensi Internasional tentang “Sumber Daya Manusia dan Pendidikan yang
Berkelanjutan”. Di universitas ini, Anissa juga berperan aktif dalam pembuatan
video dokumenter tentang UNBARI yang ditayangkan di Stasiun TVRI Jambi.
Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Baiturrahim Jambi, Profesor Anissa yang juga seorang seniman fotografi ini
memberikan kuliah umum tentang “Komunikasi Antar Budaya” bagi para staf
kesehatan. Selanjutnya, di Bangko ia menjadi pembicara kunci dalam seminar
internasional tentang “Globalisasi dan Tantangan Pendidikan” di Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) YPM Bangko.
Pada kesempatan wawancara TVRI Nasional di
acara resepsi Hari Nasional Maroko di Hotel Oriental Mandarin Jakarta beberapa
waktu lalu, Profesor Anissa yang semakin fasih berbahasa Indonesia itu
mengatakan pentingnya kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Maroko.
“Sebagaimana dapat dilihat perkembangan dunia saat ini, hubungan kerjasama
bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Maroko sangat penting,”
ujar Anissa kepada reporter TVRI Nasional di sela-sela acara resepsi.
Di tahun akademis 2017 ini, Professor yang juga
merupakan artis penyanyi nasional di Maroko itu telah memiliki jadwal seminar
dan konferensi di berbagai perguruan tinggi dan komunitas di Indonesia, yang
akan dimulai awal September mendatang di Bali.
Dalam buku koleksi puisinya yang ketiga “My
Book of Many Colours” terbitan tahun 2017, puisinya dalam Bahasa Indonesia
antara lain berjudul “Indonesia: Surga di Asia”, “Kata-kata Ajaib”, “Seorang
Guru yang Biasa”, “Hari Ibu”, “Makanan Indonesia Lezat”, “Tanpa Kamu”, “Paco de
Lucia”, dan “Gemuruh Laut”. Sedangkan dalam bukunya yang keempat nanti, ia juga
menulis puisinya dalam Bahasa Indonesia.
Sebagai seorang seniman, Anissa telah menggubah
puisinya “Negara Saya” (Biladi dalam bahasa Arab) menjadi sebuah lagu yang
dinyanyikannya sendiri bersama beberapa anak paduan suara. Saat ini, wanita
cantik Maroko yang menyukai pakaian tradisional kebaya Indonesia itu telah
selesai melakukan rekaman lagunya di Indonesia. Anissa berharap semoga lagu
tersebut dapat diputar di berbagai stasiun radio dan televisi, sebagai hadiah
persembahan bagi Peringatan HUT Ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia. Ia masih
akan berada di Indonesia untuk beberapa waktu mendatang dalam rangka membuat
video klip atas lagunya itu yang di dalamnya ia ingin menunjukkan kekayaan,
keaslian dan keunikan budaya Indonesia.
Anissa Taouil akan terus bekerja keras dan
merasa bangga untuk terus mempromosikan Bahasa Indonesia di tingkat
internasional, agar dapat dipelajari, dibaca, dan dipergunakan oleh berbagai
kalangan di berbagai belahan dunia. Ia sangat yakin bahwa Indonesia adalah
negeri yang amat dicintainya, sebuah negara dimana ia merasa nyaman tinggal
bersama penduduknya. (APL)