Hampir lima bulan berlalu, paska ambruknya papan nama tersebut yang di duga karena diterjang angin besar yang terjadi saat itu disekitar obyek wisata Sarangan,mulai dipertanyakan para pengunjung.
Ardi (30) pengunjung sekaligus warga Magetan mengaku sangat menyayangkan tindakan dari Pemkab Magetan dan juga rekanan Proyek yang dinilai lamban dalam memperbaikinya.
“Kemarin terlihat sangat bagus pas sudah pasang, terus saya dengar roboh terkena angin sangat disayangakan kok sampai sekarang belum di pasang lagi,”kata Ardi, Rabu (30/5).
Bahkan Ardi sempat kaget saat membaca berita bahwa pembangunan papan nama tersebut menghabiskan APBD tahun 2017 hingga Rp 160 juta.
“Saya kaget, pembangunanya saja memakan APBD Rp 160 juta, kok sampai sekarang belum di bangun lagi,”jelasnya.
Sementara itu Kepala Bidang Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Didparbudaya) Kabupaten Magetan Hadi Sutopo mengatakan, soal pembangunan papan nama tersebut menjadi tanggung jawab rekanan, karena saat ambruk proyek tersebut masih dalam masa perawatan rekanan.
“Itu masih menjadi tanggung jawab rekanan, karena saat musibah itu terjadi masih dalam masa perawatan, dan saat ini mulai pengerjaan untuk dipasang kembali,”ujar Hadi.
Dalam pembangunan tersebut lanjut Hadi, Pemkab Magetan tidak mengeluarkan dana sedikitpun karena rekanan harus bertanggung jawab penuh membangun kembali secara total.
“Kita tidak ada biaya tambahan lagi untuk pembangunan itu, karena itu masih jadi tanggung jawab rekanan,”pungkasnya.(ton)
