Luapkan Kegembiraan Mbah Sadikun Menari Didepan Bupati - .

Breaking

Cari Berita

Minggu, Januari 27, 2019

Luapkan Kegembiraan Mbah Sadikun Menari Didepan Bupati

MAGETAN (Aenews9.com)- Setelah viral di medisos  tentang keberadaan Mbah Sadikun yang hidup sebatang kara dengan rumah yang  mau roboh membuat Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan turun tangan melalui Dinas PU PerkIm merenovasi rumah Mbah Sadikun.
Mbah Sadikun (87) terlihat sangat bahagia karena rumahnya di Desa Sempol, Kecamatan Maospati mulai dibangun oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan, Sabtu (26/1).
Wujud kegembiraanya, Sadikun tiba-tiba menari di depan Bupati Magetan Suprawoto saat datang bersama rombonganya dan juga TNI, Polri untuk merobohkan rumahnya, dan mulai melakukan pembangunan.
“Matur Suwun Pak Bupati, rumah saya mau dibangun,” ujar Mbah Sadikun dengan wajah sumringah, Sabtu (26/1).
Sadikun meminta kepada Bupati, agar rumah barunya nanti dibangun menghadap ke timur agar mengahadap ke arah jalan raya.
“Pertama minta menghadap ke utara, sekarang ke timur. Tapi menghadap ke timur malah bagus, sinar matahari bisa masuk jadi lebih sehat,”kata Suprawoto Bupati Magetan.
Selama pembangunan rumah tersebut, Mbah Sadikun akan menumpang tidur di rumah keponakannya yang tak jauh dari rumah yang dibangun.Bupati Magetan Suprawoto menargetkan pembangunan rumah Mbah Sadikun selasai dalam waktu 2 pekan.
Selain itu dibeberkan Bupati, saat ini Kabupaten Magetan mencatat,hampir 7.000 rumah di Kabupaten Magetan dikatagorikan tidak layak huni.Yang pada Tahun 2019 ini ditargetkan 1.000 rumah diperbaiki.”Terget tahun ini ada 1.000 rumah,kami prioritaskan yang urgent dulu,” jelas Suprawoto.
Diberitakan sebelumnya, Sadikun adalah kakek renta yang hanya bisa tidur di emperan rumah karena kondisi rumahnya yang hampir roboh.
Sebagian atapnya sudah jebol yang mengakibatkan semua air hujan masuk ke rumahnya. Meski punya dua anak perempuan yang masing-masing sudah ikut suaminya, Sadikun memilih tinggal sendirian dan tidak ingin merepotkan kedua anaknya.
Dengan bekerja semampunya sebagai buruh bersih-bersih dan memanen padi Sadikun memilih tetap ikhlas menjalani hidup di hari tuanya.(ton/rd)