AENEWS9.COM| |Pacitan,- Kerja keras Sukiman/Sutiman membuahkan hasil. Gerakan tarian yang mirip dengan kera hasil kreasinya mampu menghibur
penonton meski hanya saat sedang latihan. Akhirnya Sutiman pun bekerja keras melatih fisiknya agar benar-benar lincah
seperti kera. Setelah berhasil, ia diundang di acara hajatan di Desa Tokawi. Masyarakat banyak yang terkagum-kagum
terhadap kelincahan gerakan Sukiman / Sutiman.
Seni yang berupa tari Kethek Ogleng kreasi Sutiman telah mampu membuat penonton terhibur. Keberhasilan Sutiman memeragakan seninya di depan publik berbuah pada Sutiman disponsori oleh Lurah Tokawi Bapak Daman Harjo Prawiro untuk manggung di Pendopo
Kabupaten Pacitan mulai tahun 1962.
Tarian Kethek Ogleng dengan penari tungal Sukiman atau Sutiman di pendopo Kabupaten Pacitan berkolaborasi dengan Karawitan Pacitan yang diketuai oleh Bapak Bupati Tejo Sumarto dengan pengrawit inti saat itu Bapak Harun, Bapak Pardiyanto, dan Bapak Yadi.
Berdasarkan simpulan dari beberapa praktisi seperti Pak Sunarso, Sudirman dan pelestari serta Mas David putranipun Mbak sutiman tindakan sebagai berikut:
Harus Segera Dibuat Kurikulum Muatan Lokal Di Sekolah;
Materi Ajar Bisa ( Buku Pedoman Bermain Seni Kethek;
Vcd Tari Kethek Ogleng Untuk Mengajar Pada Siswa,
Harus Dibedakan Kethek Ogleng Untuk Anak Sd Dan Tk Dengan Gerakan Sederhana Sedangkan Tingkat Smp Lebih Kompleks Gerakannya,
Kita Latih Guru-Guru Tiap Kecamatan Di Kabupaten Pacitan,
Tersedianya Guru-Guru Tari Kethek Ogleng Di Sekolah-Sekolah,
7) Menerapkan Jadi Muatan Di Sekolah-Sekolah Di Kab. Pacitan.
Bagaiman kita bisa memperkenalkan Seni ketek Ogleng ini sedini mungkin terhadap masyarakat generasi muda / anak anak khususnya Anak TK / SD di Kab. Pacitan.
Kenapa kok Anak TK / SD ?
Kita berharap bisa menciptakan anak anak paham dan bisa menari ketek Ogleng dari sedini mungkin sehingga menjadi tradisi dan menjauhkan rasa malu kalau menari ketek ogleng. Dan berharap gerakan Tari Ketek Ogleng ini bisa menyatu menjadi gerakan dalam permainan setiap harinya.
Gerakan Kethek Ogleng dalam tarian:
Yang pertama Glangsaran.
Yang Kedua ( Blendrong), berdasarkan buku (Hendriyanto, 2019) terdapat 16 gerakan.
Yang Ketiga Kudangan
Tari lepas / bebas untuk pengembangan ( terdapat enam pakem untuk gerakan bebas; 1) Gerakan akrobatik, koprol, berguling seperti terlemparkan dari alam lain; 2) Duduk termenung gelisah memutar pandangan kesegala penjuru mata angin; 3)Berjalan mengintari
arena pertunjukan berinteraksi dengan yang terlihat di sekitarnya (penonton); 4)Gerakan ngelicat menggangu penonton saat
berinteraksi dengan penonton; 5) Gerakan mulut dan kedua tangan Kethek Ogleng membawa lari makanan atau barang hasil interaksi dengan penonton; 6) Bercanda, bermain dan bercengkerama baik dengan penonton maupun dengan sesama penari,
serta gerakan lucu lainya
Yang utama kita harus bekerjasama dengan Dinas yang terkait dengan mengadakan pelatihan untuk tiap-tiap kecamatan dengan sasaran guru seni dan budaya baik tingkat TK/SD, maupun SMP dengan berdasarkan acuan pelatihan yang telah kita buat berupa modul tiap jenjang dan video tiap jenjang.
Kita wajibkan minimal ada 1 guru di tingkat sekolah tersebut dilatih yang nantinya bisa paham, mengerti dan sekaligus bisa menjadi guru pelatih tari Kethek Ogleng di lingkungan sekolah masing masing.
Selain itu pelatihan tersebut secara bertahap sehingga selurug guru seni budaya tiap sekolah mahir untuk melatih anak-anak didiknya.Kemudian nantinya jika sudah berjalan kita adakan festifal-festifal tiap tahun untuk menampilan latihan yang telah mereka lakukan.
Selanjutnya bisa kita lakukan kita adakan tarian masal / serentak seperti pada waktu Bupati Khusnan tahun 1978-an di halaman Pendapa Kab. Pacitan sekaligus menciptakan Rekor Muri Tari Masal Kethek Ogleng. Hal tersebut akan menciptakan satu kebanggan dan jati diri sedini mungkin terhadap masa depan generasi muda Pacitan.
Sehingga kita sangat mudah nantinya untuk menjadikan sekaligus rasa memiliki Seni Ketek Ogleng di hati tiap masyarakat di Kab. Pacitan.
Oleh: Pemerhati KO KRT. Suro Agul Agul (Sunarso)