AENEWS9.COM| Pacitan- Upacara Jangkrik Genggong sebagai salah satu objek budaya di Pacitan masuk dalam objek ritus. Upacara ini dilaksanakan setiap tahun jatuh pada Bulan Selo atau Lungkang untuk penanggalan Jawa.
Sedangkan untuk tahun Hijriah jatuh pada bulan Zulkaidah atau bulan kesebelas. Upacara dimulai dari siang hingga malam hari, dengan hidangan ikan kakap merah.
Upacara Jangkrik Genggong berkembang di wilayah Pesisir Pantai Selatan Pacitan tepatnya di wilayah Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kab.Pacitan, provinsi Jawa Timur.
Jika melalui wilayah berkembangnya Upacara Adat jangkrik Genggong aksesnya mudah dengan melalui Jalan Lintas Selatan Pacitan jika dari Kota Pacitan sekitar 45 menit. Wilayah pesisir pantai yang sangat indah dengan mata pencaharian penduduknya dalam bertani dan nelayan.
Mengutip dari artikel ilmiah Hendriyanto, dkk (2019), puncak acara Jangkrik Genggong di malam hari, yang diselingi dengan seni Tayub.
Setiap upacara Jangkrik Genggong terdapat duplikat ikan kakap merah yang diarak oleh perjaka berpakaian adat Jawa. Gending pengiringnya Jangkrik Genggong dengan tarian Minoagung.
Upacara adat ini sebagai bagian ritual masyarakat yang memiliki fungsi sosial sebagai sarana untuk mengatur dan menstabilkan kehidupan dalam sistem masyarakat nelayan khususnya bagi anak-anak muda yang telah dewasa untuk mempersiapkan diri pergi ke laut agar diberikan kemudahan dan keselamatan.
Sedangkan nilai kearifan lokal sebagai berikut: sedangkan nilai kearifan lokal sebagai berikut; nilai religi, nilai sosial kemasyarakatan, nilai seni, nilai budaya, nilai ekonomi, nilai estetis. (AH)