KLIK AENEWS.COM,Jakarta- -Dalam sebuah opini yang ditulis pada tanggal 23 Maret 2025, Saiful Huda Ems (SHE) menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap ketidakadilan sosial dan kesenjangan ekonomi yang terjadi di tengah masyarakat. Menurutnya, kemiskinan dan penderitaan yang dialami oleh masyarakat kecil bukanlah takdir, melainkan hasil dari kebijakan dan tindakan penguasa yang dinilai tidak memihak kepada rakyat.
SHE menegaskan bahwa setiap orang yang masih memiliki nurani kemanusiaan pasti akan merasa sedih dan marah melihat penderitaan orang-orang lemah yang tidak mendapatkan keadilan. Ia juga mengkritik sikap sebagian masyarakat yang diam saja melihat ketidakadilan, bahkan cenderung membela penguasa yang dianggapnya tidak adil.
"Kalian boleh mati-matian membela penguasa yang kalian yakini benar, namun jika nalar berpikir kalian masih hidup dan dihadapkan dengan berbagai realitas sosial, yang begitu banyak terjadi kesenjangan antara kehidupan hedonis penguasa dan rakyat kelas bawah yang hidup susah, haqul yakin kalian akan berbalik arah untuk menjadi pembela orang-orang lemah," tulis SHE.
Ia juga menekankan bahwa agama seharusnya menjadi alat untuk menajamkan nalar berpikir dan menghidupkan jiwa kemanusiaan, bukan untuk membodohi atau menumpulkan rasa simpati dan empati terhadap penderitaan orang lain. SHE mengingatkan bahwa mengkritik penguasa yang menyimpang adalah kewajiban, terutama jika kebijakan mereka berdampak buruk pada nasib jutaan rakyat.
"Mempergunjingkan kesalahan orang memang tergolong Ghibah yang dosanya sangat besar, namun jika orang itu penguasa atau pejabat negara, yang dalam kebijakan pemerintahannya terdapat nasib jutaan rakyat yang harus diperjuangkan nasib hidupnya, maka mengkritisi mereka yang menyimpang, hukumnya adalah fardlu ain alias wajib !," tegas SHE.
SHE juga mengungkapkan bahwa ia hampir setiap hari menulis opini politik dan mengkritisi penguasa, serta mengirimkan tulisan-tulisannya kepada para pejabat negara, tokoh masyarakat, dan ratusan grup WhatsApp yang ia ikuti. Tujuannya bukan untuk menggurui, melainkan untuk mengingatkan semua pihak tentang tanggung jawab mereka terhadap keadaan bangsa dan negara.
"Bukan berarti saya bermaksud untuk menggurui, namun sekedar berusaha untuk mengingatkan betapa kita semua, sebagai manusia yang terdidik harus bertanggung jawab terhadap keadaan bangsa dan negara ini !," tulis SHE.
Dengan tulisan ini, SHE berharap dapat membangkitkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya keadilan sosial dan perlindungan terhadap hak-hak rakyat kecil. Ia menegaskan bahwa perubahan hanya bisa terjadi jika semua pihak, terutama mereka yang memiliki kekuasaan, mau mendengarkan suara rakyat dan bertindak adil.(Red/PPWI)